Bahasa Indonesia sejatinya mengalami
perkembangan. Dari segi usia bahasa Indonesia masih tergolong bahasa muda.
Ditetapkan sebagai bahasa nasional dalam kongtes pemuda tanggal 28 Oktober
1928, bahasa Indonesia terus mengalami perkembangan. Boleh dikatakan bahasa
Indonesia dewasa ini bukanlah murni lagi bahasa Melayu khususnya melayu Riau,
melainkan bahasa baru. Bahasa Indonesia dikatakan bahasa baru kerena dari segi
struktur bahasa maupun kosakata telah mengalami perubahan. Bahasa Indonesia
mengalami penyempurnaan dengan penggunaan kosakata-kosakata dari bahasa daerah
dan bahasa asing. Total ada kurang lebih 357.000 kosakata bahasa asing yang
menjadi bahasa Indonesia.
Bahasa prokem adalah ragam bahasa
Indonesia nonstandar yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1970-an yang
kemudian digantikan oleh ragam yang disebut sebagai bahasa gaul (Wikipedia).
Berdasarkan sejarahnya bahasa ini adalah bahasa sandi yang digunakan oleh anak
jalanan atau preman/prokem (pr+OK+em+an= prokem; dua fonem terakhir
dihilangkan). Bahasa gaul (prokem) mengawali popularitasnya pada tahun 1998
(Ajip Rosidi). Ternyata seiring perkembangannya bahasa para prokem ini menjadi
bahasa pergaulan yang penyebarannya sulit untuk dibendung.
Dalam pergaulan internasional,
bahasa Indonesia mewujudkan identitas bangsa Indonesia. Seiring dengan munculnya
bahasa gaul dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau pengaruh yang
ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai
identitas bangsa diantaranya sebagai berikut:
1.
Eksistensi Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan Oleh Bahasa Gaul. Berbahasa
sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Kalau generasi negeri ini kian tenggelam dalam pembususkan bahasa Indonesia
yang lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia akan semakin sempoyongan dalam
memanggul bebannya sebagai bahasa nasional dan identitas bangsa. Dalam kondisi
demikian, diperlukan pembinaan dan pemupukan sejak dini kepada generasi muda
agar mereka tidak mengikuti pembusukan itu. Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada perilaku
masyarakat yang mulai
meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul. Saat ini
jelas di masyarakat sudah banyak adanya penggunaan bahasa gaul dan hal ini
diperparah lagi dengan generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari
pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda inilah yang paling banyak
menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di masyarakat.
2.
Menurunnya Derajat Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia masih sangat muda usianya dibandingkan dengan bahasa lainya, tidak mengherankan apabila dalam sejarah pertumbuhannya, perkembangan bahasa asing yang lebih maju. Seperti kita ketahui bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini dikuasai oleh bangsa-bangsa barat. Merupakan hal yang wajar apabila bahasa mereka pula yang menyertai penyebaran ilmu pengetahuan tersebut ke seluruh dunia. Indonesia sebagai Negara yang baru berkembang tidak mustahil menerima pengaruh dari Negara asing. Kemudian masuklah ke dalam bahasa Indonesia istilah-istilah kata asing karena memang makna yang dimaksud oleh kata-kata asing tersebut belum ada dalam bahasa Indonesia. Sesuai sifatnya sebagai bahasa represif, sangat membuka kesempatan untuk itu.
Bahasa Indonesia masih sangat muda usianya dibandingkan dengan bahasa lainya, tidak mengherankan apabila dalam sejarah pertumbuhannya, perkembangan bahasa asing yang lebih maju. Seperti kita ketahui bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini dikuasai oleh bangsa-bangsa barat. Merupakan hal yang wajar apabila bahasa mereka pula yang menyertai penyebaran ilmu pengetahuan tersebut ke seluruh dunia. Indonesia sebagai Negara yang baru berkembang tidak mustahil menerima pengaruh dari Negara asing. Kemudian masuklah ke dalam bahasa Indonesia istilah-istilah kata asing karena memang makna yang dimaksud oleh kata-kata asing tersebut belum ada dalam bahasa Indonesia. Sesuai sifatnya sebagai bahasa represif, sangat membuka kesempatan untuk itu.
Melihat kondisi seperti ini,
timbullah beberapa anggapan yang tidak baik. Bahasa Indonesia dianggap sebagai
bahasa yang miskin, tidak mampu mendukung ilmu pengetahuan yang modern. Pada
pihak lain muncul sikap mengagung-agungkan bahasa inggris dan bahasa asing
lainnya. Dengan demikian timbul anggapan mampu berbahasa inggris atau bahasa
asing merupakan ukuran derajat seseorang. Akhirnya motivasi untuk belajar
menguasai bahasa asing lebih tinggi daripada belajar dan menguasai bahasa
sendiri. Kenyataan adanya efek social yang lebih baik bagi orang yang mampu
berbahasa asing daripada berbahasa Indonesia, hal ini lebih menurunkan lagi
derajat bahasa Indonesia di mata orang awam
Sumber:
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/02/pengruh-penggunaan-bahasa-gaul-terhadap-perkembangan-bahasa-indonesia/
http://ghembiel09.blogspot.com/2010/11/pengaruh-bahasa-indonesia-terhadap.htmlhttp://edukasi.kompasiana.com/2010/11/02/pengruh-penggunaan-bahasa-gaul-terhadap-perkembangan-bahasa-indonesia/
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/02/pengruh-penggunaan-bahasa-gaul-terhadap-perkembangan-bahasa-indonesia/
http://ghembiel09.blogspot.com/2010/11/pengaruh-bahasa-indonesia-terhadap.htmlhttp://edukasi.kompasiana.com/2010/11/02/pengruh-penggunaan-bahasa-gaul-terhadap-perkembangan-bahasa-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar