1. Mempopulerkan Bahasa Indonesia Melalui Dunia Entertainment
Bahasa Indonesia adalah bahasa
resmi milik bangsa Indonesia yang memiliki kemiripan dengan bahasa Melayu.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang termasuk paling mudah untuk dipelajari
dan dimengerti karena bahasa Indonesia tidak membutuhkan penggunaan nada,
tambahan partikel di setiap kata, maupun perubahan kata akibat perbedaan waktu
seperti yang terdapat pada beberapa bahasa milik negara lain. Dengan
perkembangan zaman yang semakin modern, penggunakan bahasa dunia (seperti
bahasa Inggris) menjadi tuntutan utama yang harus dipenuhi seseorang dalam
dunia pekerjaan. Hampir semua jenis pekerjaan membutuhkan pekerja yang mampu
berbahasa Inggris. Hal ini membuat mulai bermunculan sekolah maupun universitas
bertaraf internasional. Sebenarnya, tidak ada yang salah jika masyarakat
Indonesia belajar bahasa percakapan dunia. Namun jangan sampai hal ini membuat
kecintaan seseorang terhadap bahasa Indonesia menjadi berkurang. Bahkan sampai
tidak mengetahui tata cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Jika masyarakat Indonesia sendiri saja tidak mencintai bahasanya sendiri, lalu
siapa yang akan melestarikan warisan bangsa Indonesia?
Menyimak tentang kepopuleran
negara Korea saat ini, mulai banyak sekali masyarakat dunia (termasuk orang
Indonesia) yang berbondong-bondong mempelajari segala sesuatu tentang Korea
seperti budaya dan bahasanya. Melalui dunia entertainment, popularitas negara
Korea semakin lama semakin berkembang. Drama, film, maupun musik Korea pun laku
di kancah internasional. Kebudayaan bangsa Korea yang menarik mengakibatkan
masyarakat negara luar tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang
kebudayaan negara Korea. Khalayak muda Indonesia juga tidak ketinggalan untuk
mengikuti perkembangan dunia entertainment yang sedang terjadi di negara
ginseng tersebut. Ketertarikan terhadap dunia hiburan Korea juga membuat banyak
anak muda Indonesia yang tertarik untuk mempelajari bahasa Korea. Sangat
disayangkan bahwa saat ini banyak anak-anak muda yang lebih mengerti tentang
kebudayaan luar dibandingkan dengan kebudayaannya sendiri.
Membuat masyarakat lokal dan
asing tertarik dengan dunia entertainment Indonesia akan membuat mereka
juga tertarik dengan kebudayaan bahkan bahasa dari negara Indonesia.
Menciptakan drama dan sinetron berkualitas yang dapat dijual di pasar
internasional akan membuat masyarakat dunia penasaran akan negara Indonesia.
Hal ini akan membuat mereka tertarik untuk mempelajari segala sesuatu tentang
Indonesia. Penyanyi berbakat yang dimiliki Indonesia juga bisa menjadi aset
penting bagi negara Indonesia untuk memperkenalkan bahasa Indonesia. Dengan
menciptakan lagu yang enak didengar juga lirik lagu yang berkualitas akan
membuat masyarakat asing tertarik untuk mempelajari bahasa Indonesia.
Untuk saat ini, kita
mengetahui bahwa ada begitu banyak sinetron, film, atau pun lagu yang tidak
membangun. Bahkan, banyak dari karya-karya tersebut yang secara tidak langsung
memberi contoh yang buruk bagi masyarakat Indonesia. Akibatnya, sebagian besar
masyarakat Indonesia sendiri beralih pada suguhan luar negeri karena
karya-karya asing lebih menarik untuk dijadikan hiburan. Salah satu alasan di
atas merupakan hal penting yang perlu diperhatikan oleh para seniman agar dapat
menciptakan karya seni yang tidak hanya dapat dijual namun apa yang dijual
tersebut dapat memberikan keuntungan dari berbagai aspek.
Dunia entertainment
Indonesia yang dapat dikenal oleh masyarakat dunia pastinya akan memberikan
dampak positif yang berlimpah-limpah bagi negara Indonesia. Membuat masyarakat
asing tertarik akan kebudayaan Indonesia tidak hanya membuat mereka tertarik
untuk mempelajari kebudayaan dan bahasa Indonesia, namun juga tertarik untuk
berkunjung ke Indonesia. Dengan begitu, devisa negara dari sisi kepariwisataan
akan semakin meningkat. Hal ini tentunya akan semakin membuat negara Indonesia
semakin dikenal oleh dunia.
2. Berbahasa: Mempertahankan Jati Diri di Negeri Sendiri
Berniat mengetahui tentang
kedudukan bahasa Indonesia di tanah air sendiri, sampailah penulis di sebuah
situs milik Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. Tercantum di dalamnya mengenai Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia
yang notabene merupakan tes untuk mengukur kemampuan berbahasa Indonesia melaui
tes tertulis dan lisan yang sasarannya adalah karyawan instansi pemerintah
maupun swasta. Timbul pertanyaan apakah uji ini cukup efektif dan menarik untuk
dilakukan sementara bahasa Indonesia semakin termarginalkan di tengah kompetisi
global dan justru tidak dianggap lebih penting untuk ditonjolkan dibandingkan
bahasa asing.
Bahasa merupakan ciri utama
dari identitas manusia serta simbol nasional dan identitas etnik yang kuat.
Ketika mendengar seseorang berbicara, kita dapat langsung menduga gender, level
pendidikan, umur, profesi dan asal orang tersebut (Spolsky, 1999). Sebagai
bahasa nasional yang mempunyai kedudukan sebagai lambang kebanggaan, lambang
identitas, alat pemersatu dan alat penghubung antardaerah, maka semakin bahasa
Indonesia memasyarakat dan mengakar dalam diri setiap warganya, semakin kuatlah
jati diri mereka sebagai bangsa Indonesia. Sayangnya, terkadang justru
masyarakat Indonesia tidak merasa bangga terhadap bahasa Indonesia. Kurang
intensifnya pelatihan bahasa Indonesia bagi warga negara asing yang belajar di
Indonesia masih kerapkali kita temui di berbagai daerah. Hal ini berkebalikan
dengan Jepang, dimana negeri sakura tersebut mewajibkan pelatihan bahasa Jepang
bagi warga negara asing yang belajar di negeri tersebut. Masyarakat Jepang
merasa bangga dengan bahasa yang mereka gunakan, dan justru dengan arogansi
bahasa itulah, kita dapat melihat cerminan jati diri dan karakter yang kuat
dari bangsa tersebut.
Selain sebagai bahasa
nasional, peran bahasa Indonesia sebagai bahasa negara pun semakin
termarginalkan. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara yang berkedudukan
sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, alat
perhubungan pada tingkat nasional, serta alat pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi terasa belum maksimal digunakan. Bahasa Indonesia
seperti kurang menarik untuk dieksplorasi oleh para penggunanya. Kompetisi
global membuat bahasa asing, contohnya bahasa Inggris makin marak
diminati, berkebalikan dengan minat terhadap bahasa Indonesia. Menurut
Alwasilah (2007), tujuan pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia adalah
mempersiapkan pelaku dan pelibat komunikasi abad ke-21 sebagai abad kesejagatan
dan persaingan. Bahkan dikatakan pula penguasaan bahasa asing, khususnya bahasa
Inggris adalah strategi kebudayaan agar mereka dapat bersaing dengan bangsa
lain. Kedudukan Indonesia sebagai negara berkembang menyebabkan perdagangan
bebas mempunyai pengaruh yang besar terhadap pola interaksi pelaku pasar dan
dengan keterbatasan pembatasan budaya asing yang masuk, perusahaan
multinasional berlomba-lomba untuk menerapkan standar kompetensi penguasaan
bahasa asing. Bahasa Indonesia dianggap tidak telalu penting untuk
diperhatikan, distandardisasi dan dipelajari lebih dalam. Padahal menurut
Suhendra dan Supinah (1997), seperti halnya tujuan Uji Kemahiran Berbahasa
Indonesia yang diadakan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia yang
telah dibahas di atas, sebagai bahasa resmi kenegaraan, penguasaan bahasa
Indonesia perlu dijadikan faktor yang menentukan dalam pengembangan ketenagaan
seperti penerimaan karyawan baru dan kenaikan pangkat.
REFERENSI :
http://bahasa.kompasiana.com/2012/08/15/mempopulerkan-bahasa-indonesia-melalui-dunia-entertainment-479751.html
http://bahasa.kompasiana.com/2012/09/25/berbahasa-mempertahankan-jati-diri-di-negeri-sendiri-490307.html